Kumpulan Motivasi Orang-orang Sukses
Prinsip Menjadi Sosok Yang Berintegritas
Integritas, kini menjadi topik yang tiada habisnya untuk dibahas, karena merupakan kunci dari kesuksesan sebuah perusahaan. Dalam beberapa artikel sebelumnya, Anda telah mengetahui definisi integritas dan meyakini pentingnya integritas bagi karyawan. Ya, ada 3 prinsip untuk bisa memimpin diri guna menjadi sosok yang berintegritas.
Prinsip yang pertama, bahwa integritas dimulai dari mengambil kontrol terhadap diri. Yang kedua, integritas diwujudkan dari aksi yang dilakukan. Dan yang terakhir, integritas diri adalah upaya yang hasilnya pasti kembali kepada diri. Hal ini berarti Anda harus bisa memimpin pikiran, perasaan, dan tindakan diri, untuk menjadi sosok yang berintegritas.
Pada sesi diskusi di dalam kelompok, peserta training diminta untuk sharing mengenai siapa sosok yang memiliki integritas paling tinggi menurut tiap orang dalam kelompok. Pilih satu sosok yang terbaik menurut kelompok untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas. Peserta begitu antusias mengikuti jalannya diskusi dan saling berdebat mengenai siapa yang paling berintegritas.
Pada saat penutupan, salah satu peserta memberikan testimoni bahwa setelah mengikuti pelatihan selama 2 hari ini, ia menjadi lebih terbuka dan peduli dengan hal-hal yang terjadi di sekitarnya, terutama untuk hal-hal yang terkait dengan integritas. Jika rekan kerja atau atasan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai integritas, ia akan bersikap asertif dan bukannya agresif atau pasif ketika memberikan feedback.
Great People For Telkomsel’s Better Future
Telkomsel mengadakan acara Training Great People Development Program Mandatory for Supervisor batch 16 di Hotel Sultan, Jakarta. Pesertanya adalah supervisor dari berbagai divisi di Telkomsel berjumlah 14 orang, yang baru pertama kali mengikuti training dari. Ini akan menjadi GPDP for Supervisor batch terakhir bagi Telkomsel tahun ini.
Salah satu cara menjadi Great People adalah dengan Be Achiever. Achiever berarti selalu ingin mencapai lebih dari yang sudah didapatkan saat ini. Mereka yang sudah menerapkan perilaku Be Achiever selalu mencari room for improvement, aktif mencari challenge yang lebih tinggi dan nyaman dengan resiko yang akan dihadapi, serta selalu menetapkan standar yang lebih tinggi untuk dirinya.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi seorang Achiever, diantaranya menetapkan dan meraih Peranan Terbaik (dalam hal ini sebagai supervisor), menjalankan standar kerja yang ditetapkan perusahaan dan melakukan self improvement.
Salah satu contoh Peranan Terbaik misalnya selama 5 tahun berturut-turut mencapai target penjualan 150% dan pada akhir tahun ke-5 dipercaya menangani omset 20 kali lipat dari sekarang. Dengan mencapai target terbaik di perusahaan berarti ia telah meraih Peranan Terbaik dan berhak mendapatkan kompensasi atas prestasinya.
Melalui pelatihan ini, para peserta diajak untuk menjadi great people sebagai seorang supervisor, dengan membuat mereka menjadi supervisor yang memiliki visi dan kendali integritas sesuai dengan value Telkomsel. Peserta mengikuti materi dengan antusias, bahkan ada yang sampai mengerjakan aktivitas training di lantai. Mereka yakin dengan menjadi great people, masa depan yang cerah akan menanti mereka dan tentunya akan berdampak baik bagi produktivitas perusahaan.
Makna Sebuah Integritas Bagi Perusahaan
Bergerak di bidang usaha perencanaan, perekayasaan dan konstruksi industri, PT. Rekayasa Industri (Rekind) melalui konsistensi pengembangan ekspertise yang dimilikinya mampu memimpin pembangunan fasilitas industri Geothermal di tanah air. Pencapaian tersebut, yang merupakan hasil kerja keras dan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi klien, memposisikan Rekind sebagai perusahaan EPC Nasional terdepan dalam lingkup regional.
Sebagai perusahaan unggulan, tentunya Rekind juga harus meningkatkan kualitas SDM para karyawannya. Untuk itulah bersama dengan K Leadership, Rekind menyelenggarakan sebuah program pengembangan kompetensi bagi karyawan khususnya dalam hal integritas, dimana integritas ini merupakan salah satu dari nilai-nilai yang dimiliki Rekind. Program yang berlangsung selama 2 hari ini dibuka oleh Bapak Salyono selaku penanggungjawab dan diikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan staf dari berbagai disiplin.
Pada hari pertama, para peserta diajarkan melalui sebuah permainan, bahwa integritas adalah keselarasan antara pikiran, perasaan dan tindakan. Di hari ini juga peserta mendapatkan penjelasan mengenai 3 prinsip integritas, yaitu integritas dimulai dari mengambil kontrol terhadap diri, integritas diwujudkan dari aksi yang dilakukan dan integritas diri adalah upaya yang hasilnya pasti kembali kepada diri.
Pada hari kedua, peserta mengawali aktivitas dengan review terkait pembelajaran hari pertama. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing anggota kelompok tentang seseorang di Rekind yang menurut mereka memiliki integritas yang cukup baik dan dapat dijadikan sebagai teladan bagi mereka. Selain itu peserta pun berkesempatan mempelajari bagaimana memberi feedback, termasuk praktek memberikan feedback untuk rekannya yang hadir saat itu. Saat praktek, awalnya peserta masih terlihat ragu dan sungkan untuk menyampaikan suatu masukan karena belum terbiasa, namun pada akhirnya mereka dapat melakukannya dengan baik.
Rangkaian acara selama 2 hari itu ditutup dengan memberikan kartu dukungan, baik kepada rekan di dalam kelompok maupun rekan yang berada di luar kelompok. Hal ini dimaksudkan agar mereka tetap berkomitmen menerapkan nilai-nilai integritas yang sudah diajarkan walaupun menghadapi banyak tantangan, baik di dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Mission I’m Possible
Training Leadership Behavioral Programe – Fundamental di Banjarbaru Support Office, Kalimantan. Peserta adalah Great Leader (GL), Officer dan Instructor dari seluruh site PT. Pamapersada Nusantara berjumlah 34 orang.
Selama training, peserta memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik. Materi yang diajarkan selama program dibagi ke dalam 2 topik besar: Self Leadership dan Technical Skill. Hari pertama dan kedua fokus pada prinsip-prinsip self leadership (arah, kendali, dan integritas). Sedangkan Technical skill akan diberikan pada hari ketiga. Technical skill yang diberikan adalah delegation & execution, problem solving & decision making, dan effective communication.
Acara training kali ini diisi tidak hanya dengan lecturing saja, tetapi peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan tugasnya setiap hari. Lalu setiap pagi dan sore hari para fasilitator juga memberikan group coaching di dalam kelompoknya agar para peserta selalu bersemangat setiap harinya. Pada malam hari semua peserta diberikan tugas malam dan harus langsung dikumpulkan di Hotel Montana, dimana mereka harus mengeluarkan energi ekstra untuk mengirimkan tugas.
Peserta diajak berpetualang selama lima hari agar bisa menjadi GL yang menjadi teladan bagi bawahan dan andalan bagi atasan. Pada hari ketiga pengumpulan tugas, ada peserta dalam satu kelompok yang harus berputar-putar di kota Banjarbaru untuk mencari tempat print karena tempat yang biasanya rusak, sehingga mereka terlambat tetapi tetap menunjukkan semangatnya.
Saat aktivitas Mission I’m Possible, dimana peserta diharuskan menukarkan barang yang mereka miliki dengan barang lain yang nilainya setara, banyak cerita yang diperoleh. Ada peserta yang ketika ingin menawarkan penukaran barang tetapi dibentak preman, ada juga yang diajak ke rumah padahal baru ketemu saat itu dan diberikan kopi. Bahkan ada juga yang memperoleh bakso tusuk dan pecahan kaca. Yang luar biasa, ada kelompok yang bisa merayu wanita untuk bisa ditebengi mobilnya untuk berpindah pos, padahal wanita itu tidak saling kenal dengan peserta. Selalu ada pengalaman luar biasa yang bisa didapatkan jika kita berusaha untuk mengoptimalkan kemampuan.
Sehat, Tangguh dan Responsifnya Para Surveilans
Tahukah Anda apa itu Surveilans? Surveilans merupakan suatu rangkaian proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam pengumpulan, analisa dan interpretasi data kesehatan. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengurangi dan memantau suatu peristiwa kesehatan. Data surveilans dapat dipakai untuk menentukan kebutuhan akan upaya kesehatan masyarakat atau menilai efektifitas suatu program kesehatan.
Para petugas surveilans dituntut untuk selalu cepat tanggap terhadap kondisi kesehatan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itulah bersama dengan Leadership, Dinas Kesehatan PemProv DKI Jakarta menyelenggarakan Team Building dengan tema SEHAT, TANGGUH dan RESPONSIF. Tujuannya, agar mampu mewujudkan petugas surveilans yang mampu bekerja sama secara solid, memiliki totalitas, cepat tanggap dalam merespon kemungkinan adanya wabah baru dengan aksi yang sigap, serta mampu mengorganisir dan memiliki komunikasi yang baik.
Kegiatan yang diikuti oleh 63 orang peserta ini diawali dengan laporan pelaksanaan yang disampaikan oleh Ibu Dr. Dwi Oktavia TLH MEPID dan dilanjutkan dengan pembukaan yang disampaikan oleh Ibu Drg. Sri Maryatina, Mkes, Mkom. Sejak acara dimulai, peserta yang mayoritas adalah wanita sudah menunjukan keceriaan dan antusiasnya, mulai dari awal acara hingga ice breaking sebelum sesi pertama bersama dengan trainer Jamil Azzaini dimulai. Setiap sisipan lelucon yang disampaikan di sela-sela materi kerap kali memancing gelak tawa dari peserta. Hal ini berdampak pada terbawanya semangat saat mereka mengikuti serangkaian kegiatan outdoor.
Meskipun banyak peserta yang berusia lebih dari 40 tahun, namun saat menjalankan kegiatan outdoor tidak terlihat lelah ataupun keluh kesah. Terlebih lagi pada malam hari, ketika peserta di dalam kelompok berkesempatan untuk memberikan sebuah pementasan untuk menghibur rekan-rekan dari kelompok lainnya. Pada kegiatan pementasan ini pun tetap diberlakukan sistem penilaian. Namun berbeda dengan aktivitas outdoor dimana jika pada aktivitas outdoor penilaian ditentukan oleh tim fasilitator, sementara untuk pementasan proses penilaian dilakukan oleh kelompok lainnya untuk mengukur seberapa terhiburnya para peserta.
Semangat peserta tidak hanya terlihat pada hari pertama saja, bahkan di hari kedua pun ketika peserta menjalankan tantangan final, seluruhnya mengikuti dengan penuh antusias. Setelah mengikuti training selama 2 hari di Bogor bersama, peserta dari Dinas Kesehatan kini terdorong untuk cepat tanggap terhadap
kondisi di sekitarnya dan memberikan hasil kerja yang maksimal.
Perlukah Peranan Pemimpin Sebagai Coach?
PT. Kalimantan Prima Persada (KPP) merupakan perusahaan pelayananan pertambangan yang terintegrasi (integrated mining services company), yang menjadi anak perusahaan PT. Pamapersada Nusantara. Perusahaan yang didirikan tahun 2003 ini telah mencapai performance optimal menuju kontribusi sempurna dalam industri pertambangan.
KPP sangat sadar bahwa setiap bisnis pasti akan selalu menghadapi tantangan, karenanya KPP selalu berusaha melakukan improvement maupun inovasi. Untuk itu, dibutuhkan Sumber Daya Manusia dengan kapasitas yang mumpuni tak terkecuali pada level Group Leader (GL).
Sebagai pemimpin, seorang GL memiliki peran dalam hal pengembangan bawahan maupun membantu mengatasi permasalahan anak buahnya. Para GL pada akhirnya dituntut agar terbiasa memberikan coaching dan memiliki kedekatan dengan bawahannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, bersama dengan Leadership pada 18-20 November yang lalu, KPP menyelenggarakan pelatihan Coaching and Mentoring yang diikuti oleh 28 orang peserta.
Kegiatan ini dibuka oleh Bapak David Firdaus Panjaitan. Beliau menyampaikan ucapan selamat kepada para peserta karena mereka adalah orang-orang pilihan yang berkesempatan mendapatkan pembekalan tentang coaching and mentoring dari salah seorang coach di Leadership yaitu Coach Fauzi Rachmanto.
Peserta yang dipilih merupakan kombinasi dari junior hingga senior. Walaupun demikian, selama 3 hari kegiatan pelatihan berlangsung, tidak nampak adanya gap antar generasi yang berbeda. Semuanya menunjukan semangat yang baik untuk terus memperbaiki diri dan menjadi Group Leader yang mempu memimpin serta membimbing dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi bawahannya.
Bangkitnya Jiwa Leadership
Seperti apakah kualifikasi pemimpin yang diharapkan oleh perusahaan? Apakah dia harus tegas dan berwibawa? Atau dia harus pandai me-manage orang lain? Seorang pemimpin yang baik harus bisa membantu bawahannya untuk mencapai tujuan yang ingin mereka raih. Selain itu, pemimpin harus bisa mengarahkan bawahannya untuk berpikir kreatif agar dapat mengembangkan solusi-solusi potensial. Selanjutnya, pilihan solusi potensial tadi dibuat sedemikian rupa agar menjadi tindakan-tindakan nyata, dimana para bawahan begitu termotivasi untuk melakukannya. Ini dinamakan GROW Model (Goal, Reality, Options, Way forward).
Pelatihan PLPB-I bertujuan meningkatkan kemampuan peserta dalam memimpin anggota tim untuk meraih sebuah tujuan, meningkatkan kemampuan dalam inovasi praktis di area pekerjaannya, dan membangun solusi dalam menghadapi konflik dan resistensi dari anggota tim. Sebanyak 25 orang Section Head dan Team Leader berlatih menumbuhkan Team Leadership mereka agar dapat memainkan peran sebagai pemimpin di tempat kerja masing-masing dengan lebih baik.
Sebuah kehormatan bagi Leadership dapat dipercaya menjadi partner PT. Pamapersada Nusantara dalam pengembangan SDM. Yang luar biasa dari pelatihan ini adalah semangat belajar dan antusiasme terhadap ilmu yang ditunjukkan oleh peserta pelatihan.
Peserta pelatihan tidak hanya menunjukkan semangat belajar untuk dirinya tetapi juga mampu memberikan umpan balik yang sangat konstruktif kepada rekan-rekannya. Hal itulah yang membuat proses belajar menjadi lancar dan dapat memberikan banyak insight kepada peserta, yang pada akhirnya dapat mendorong peserta untuk menjadi pemimpin yang lebih baik di tempat kerjanya.